-->

Jumat, 04 Maret 2016

Manfaatkan Media Sosial untuk Kembangkan Potensi Wisata

Umurnya masih 17 tahun. Namun, potensi dan bakatnya yang besar mampu menarik perhatian juri melalui kepandaian dan kepribadiannya. Shadira Firdausi berhasil menyisihkan 28 peserta lainnya dan meraih gelar Putri Duta Wisata Manuntung 2016.

DINA ANGELINA, Balikpapan

FIRDA – sapaan akrabnya – tidak pernah menyangka dapat menerima gelar Putri Duta Wisata Manuntung 2016. Ia resmi sebagai pemenang kontes tersebut bersama Reza Fahlepy, Sabtu malam (27/2) lalu. Gadis yang duduk di bangku kelas XII SMA 1 Balikpapan ini mengaku tidak melakukan persiapan ketika mengikuti ajang pemilihan putri pariwisata tingkat kota itu.

“Pemberitahuan untuk ikut seleksi itu saya terima H-1 kegiatan, jadi sempat bimbang juga. Namun, akhirnya saya coba berikan yang terbaik saja,” katanya. Ternyata Firda berhasil menjadi finalis dan setelah melewati berbagai tahapan tes termasuk karantina, ia mampu keluar sebagai juara.

Anak dari pasangan Claudia Devie dan Garin Mayangkara itu mendapatkan pembelajaran tentang pariwisata, politik, kepribadian, dan berbagai hal selama karantina. “Pengalaman karantina sangat menyenangkan, saya merasa dapat wawasan dan keluarga baru,” tuturnya.

Firda yang memang berhijab dalam kesehariannya menuturkan, salah satu alasannya untuk mengikuti kontes duta wisata adalah ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa hijab bukanlah batasan untuk eksplorasi diri.

Selain itu, ia merasa potensi pariwisata di Balikpapan juga sangat besar, hanya belum dikelola dengan baik. Sehingga banyak orang lain di luar yang memiliki stereotip bahwa Balikpapan masih sebuah kota kecil yang tidak memiliki potensi wisata.

Salah satu cara yang akan dilakukan Firda terlebih dahulu dalam mengembangkan pariwisata adalah meningkatkan kesadaran masyarakat Kota Minyak betapa pentingnya industri ini. “Misalnya mengingatkan teman kalau posting foto di media sosial tidak hanya foto selfie. Tapi bisa juga foto tentang destinasi wisata di Balikpapan,” ujar dara kelahiran 13 Mei 1998 tersebut.

Ia menyarankan kepada teman sebayanya untuk tidak hanya berkunjung dan menongkrong di mal. Ajak ke tempat wisata seperti Kebun Raya Balikpapan, Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup, Tempat Penangkaran Buaya Teritip, dan berbagai macam pantai yang ada. Kemudian tempat wisata itu bisa disebarluaskan melalui media sosial menggunakan hashtag seperti yang sedang tren saat ini.

“Ada juga ke arah untuk meningkatkan kebersihan di tempat wisata sesuai dengan sapta pesona. Biar orang yang berkunjung akan terkenang dan bisa kembali lagi. Mereka juga pasti akan bercerita kepada teman dan rekannya tentang Balikpapan,” ungkap alumnus SMP 1 Balikpapan itu.

Hal yang tidak kalah penting adalah masyarakat harus sadar untuk menjaga pariwisata yang ada. “Kebanyakan orang justru lebih tertarik berwisata ke luar daerah daripada mempromosikan daerah sendiri,” kata siswa yang pernah mengikuti program pertukaran pelajar AFS di Kota Milan, Italia. (bersambung/*/fir/k15) // kaltim.prokal

Previous
Next Post »